Sabtu, 15 Februari 2014

Belajar memahami puisi

Memahami puisi tidak semudah memahami.karangan prosa. Hal ini dikarenakan kata-kata dalam puisi banyak mengandung kata kiasan dan simbol-simbol yang semuanya bukan merupakan arti yang sebenarnya. Disini kita akan mempelajari tentang bagaimana cara memahami sebuah puisi hingga kita tahu arti.yang terkandung dalam puisi tersebut.

Untuk membantu bagaimana cara memahami makna dan arti yang terkandung dalam puisi, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan mengartikan kata-kata yang sulit, dan mengubah puisi dalam bentuk karangan bebas (karangan prosa)

A. Mengartikan kata-kata sulit dalam puisi

Bahasa yang biasa digunakan dalam puisi adalah bahasa kiasan yang tidak mwnunjukkan arti yang sebenarnya. Bahasa kiasan yang terdapat dalam puisi biasanya menggunakan bahasa konotasi dan bahasa majas. Biasanya tingkat kesulitan dalam memahami puisi adah karena kita tidak tahu arti bahasa konotasi dan bahasa majas tersebut. Jika sudah bisa memahami kedua bahasa arti bahasa itu pasti kita dapat mengerti tentang arti sebuah puisi. Nah, bagaimana caranya agar kita tahu arti bahasa kiasan dalam puisi?
Langkah pertama carilah kata-kata yang di anggap sulit, lalu cari arti kata-kata tersebut dalam kamus. Melihat arti dalam kamus. Dengan melihat arti dalam kamus setidak-tidaknya bisa membantu kita untuk memahami arti sebuah puisi.

Selanjutnya, perhatikan contoh berikut ini:

Selamat jalan pahlawan
Kukirim doa
Untuk kusuma bangsa
Padamu putra-putri tercinta
Engkau berdaya upaya, berjuang
Menyelamatkan para penumpang
Bergelut dengan badai dan bara
Sampai pada akhirnya
Nyawamu kau korbankan
Keluarga kau tinggalkan
Dengan penuh haru kuucapkan
Selamat jalan pahlawan
Semoga arwahmu
Diterima tuhan

Keterangan:

Dalam puisi diatas, kata-kata yang dicetak miring dan tebal termasuk kata-kata konotasi dan majas yang tidak mempunyai arti sebenarnya. Semua kata-kata yang cetak miring dan tebal mempunyai arti kiasan yang tidak sesuai dengan apa yang terkandung dalam kata-kata aslinya. Agar bisa memahami dengan benar arti puisi diatas, kata-kata yang sulit itu harus di cari artinya.

Sekarang mari kita teliti arti kata puisi diatas.
1. Baris pertama terdapat kalimat "kukirim doa"
Kata "kukirim doa" adalah kata majas yang berarti "aku berdoa"11
2. Baris kedua teerdat kata "kusuma bangsa"
Kata "kusuma bangsa" adalah kata kiasan yang artinya pahlwanq

3. Baris keempat terdapat kata "berdaya upaya" kata "berdaya upayaa" adalah kata kiasan yang berarti "berusaha"

4. Baris keenam terdapat kata "badai dan bara"
Kata "badai dan bara" adalah kata perumpamaan yang berarti berbagai rintangan dalam perang. Badai adalah angin ribut, sementara bara adalah api. Antara badai dan api sama-sama merupakan hal yang sulit untuk.di taklukkan. Kedua kata tersebut sangat cocok.digunakan untuk melukiskan keadaan medan peperangan.

B.mengubah puisi ke dalam bentuk karangan bebas (parafrase)

Cara kedua untuk memahami puisi adalah dengan cara parafrase. Parafrase adalah mengubah bentuk puisi ke dalam bentuk karangan prosa.

Perlu diketahui bahwa selain menggunakan bahasa kiasan, puisi juga sering menggunakan kata-kata yang dirasakan kurang enak di dengar. Dalam parafrase, kata-kata yang dihilangkan itu munculkan kembali sehingga puisi berubah menjadi bentuk karangan prosa (karangan bebas).

Ketika mengubah puisi menjadi prosa, syarat yang harus dimiliki adalah kita harus tahu arti kata perkata yang ada dalam puisi. Setelah itu kita harus berusaha menemukan kata-kata yang di hilangkan dalam puisi tersebut atau membuat kata-kata baru yang kemudian menyambungkannya hingga puisi itu menjadi sebuah bacaan yang lebih mudah untuk dimengerti.

Selain itu kita juga bisa mengubah kata-kata atau dibolak-balik supaya pengertiannya lebih bisa dimengerti.
Sekarang, perhatikan contoh berikut ini:

Jam dinding

Jam dinding di kamarku
Berbunyi selalu
Hadiah ulang tahun
Dari ibu
Setiap hari jamku berbunyi
Bangunkan aku dari tidurku
Burung kecil disitu
Suaranya merdu
Kikik-kikuk, kikuk.....

Karya: Imelda

Bila diteliti, banyak kata-kata yang dihilangkan dalam puisi diatas. Untuk mengubah puisi itu menjadi prosa, kita tinggal mencari kata-kata lain kemudian digabung hingga puisi tersebut menjadi sebuah bacaan yang mudah difahami.

Sekarang mari kita rubah puisi diatas menjadi karangan prosa.
1. Di baris pertama, kalimat jam dinding di kamarku bisa di tambah kata-kata ada dan dalam. Dengan demikian kalimat jam dinding di kamarku.

2. Pada garis kedua bisa di tambahkan kata yang kemudian susunan kalimatnya dibalik; kata "selalu" di tempatkan didepan kata "berbunyi". Supaya lebih paham, kita juga bisa menambahkan kata-kata baru, misalnya kata "di setiap waktu". Dengan demikian kalimat yang selalu berbunyi berubah menjadi yang selalu berbunyi di setiap waktu.

3. Pada baris ketiga dan kempat bisa kita gabung menjadi satu kalimat. Kita juga bisa menambahkannya dengan kalimat lain, misalnya kalimat "jam dinding itu adalah". Kalimat ini bisa di letakkan di depan. Jika sudah maka baris ketiga dan keempat tersebut akan berbunyi jam dinding itu adalah hadiah ulang tahun dari ibuku.

4. Pada baris jenis kelima, tidak usah kita rubah sebab kalimatnya sudah jelas dan tidak membutuhkan perubahan.

5. Sedangkan pada baris keenam kita bisa memberikan kata-kata "suaranya" di depan kalimat, hingga menjadi suaranya membangunkan aku dari tidurku.

6. Pada baris keenam, sebenarnya ada kata-kata itu atau membuat kata-kata sendiri kemudian kita masukkan kedalamnya.
Misalnya, kita masukan didalam jam itu ada.......
Tapi sebulumnya susunan kalimat dalam puisi tersebut harus kita rubah. Dengan demikian baris keenam akan menjadi kalimat di dalam jam itu ada burung.

7. Di baris ketujuh barang kali kita bisa menambahkan kata-kata "sekali". Dengan demikian kalimatnya akan berbunyi suaranya merdu sekali.

8. Pada baris terakhir kalimatnya kita tetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar