betapa putih bunga melati
makan bubur di atas kasur
betapa sedih hatiku ini
melihat rumah hancur tergusur
pergi sekolah mampir ke cimahi
depan bukit melihat ilalang
mungkin sudah takdir sang ilahi
badan sakit tinggal tulang
tidak salah bunga lembayung
salahnya pandan menderita
tidak salah bunda mengandung
salahnya bapak buruk pinta
pagi ini bibi ke pasar
terbang belibis lari ke sarang
hari ini menjadi gusar
barang habis dicuri orang
orang padang mandi digurun
mandi berurai bunga lada
hari petang matahari turun
dagang berurai air mata
air dalam bertambah dalam
hujan dihulu belum lagi teduh
hati dendam bertambah dendam
dendam dahulu belum lagi sembuh
ikan arwana bersisip delapan
satu terjepit dahan cempaka
sudah nasib sudah suratan
ibu sakit ayah di Pe-HA-KA
dari sabang sampai manuk
wari
burung balam berkawan-kawan
sungguh sayang hidup sendiri
ku malkam tidak berteman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar